PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN KATEGORI I
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
TAHUN
2022
Nama : Mohammad Fakhur Rozi
NIM : 2200103921027323
No.UKG : 201900642770
Kelas : PGSD 04
LK
3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait
Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi
|
UPT Satuan Pendidikan SDN Wangkalwetan |
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah Dasar |
Tujuan
yang ingin dicapai |
Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV
pada mapel IPAS melalui penerapan Model Project Based Learning dengan
media kincir lampion di SDN Wangkalwetan Pasuruan. |
Penulis
|
Mohammad Fakhur Rozi |
Tanggal
|
31 Agustus 2022 |
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
Berdasarkan hasil survei, latar belakang masalah
yang terjadi adalah sebagai berikut. 1) Hasil belajar sebagian besar peserta didik masih
dibawah KKM yang ditetapkan. 2) Guru masih menerapkan pembelajaran konvensional yang
didominasi dengan metode ceramah dan penugasan sehingga peserta didik belum
terampil menemukan konsep sains melalui kegiatan unjuk kerja atau produk. Praktik baik (best practice) ini penting
untuk dibagikan karena model pembelajaran PjBl dengan menggunakan media kincir
lampion masih jarang diterapkan pada materi perubahan energi. Dalam pelaksanaan praktik baik ini, penulis berperan
sebagai guru praktik (guru model) untuk menerapkan model pembelajaran
inovatif yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. |
Tantangan : Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat, |
Dalam pelaksanaan best practice ini, terdapat
beberapa tantangan yang dihadapi oleh penulis antara lain: 1) Akses jaringan WIFI yang kurang stabil karena jangkauan
internet dari router ke kelas cukup jauh 2) Pengintegrasian TPACK dalam pembelajaran proyek yang
belum diterapkan sebelumnya. 3) Durasi waktu yang terbatas sedangkan proses
pengerjaan proyek membutuhkan waktu lama. 4) Penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada saat pembelajaran
berbasis proyek. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan best
practice ini antara lain: 1). Kepala
sekolah selaku narasumber dan pemegang kebijakan kurikulum di sekolah. 2). Guru kelas
IV, selaku pemangku kegiatan pembelajaran di kelas IV. 3). Rekan
sejawat, selaku partner yang membantu penyiapan peralatan dan media
pembelajaran serta dokumentasi kegiatan best practice. 4). Dosen
pembimbing dan guru pamong selaku mentor kegiatan best practice. 5). Rekan mahasiswa PPG selaku observer kegiatan best
practice. |
Aksi : Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini |
Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menghadapi
tantangan antara lain sebagai berikut. Ø
Akses
jaringan ·
Strategi
yang digunakan dalam mengantisipasi kendala jaringan yang tidak stabil adalah
mengganti koneksi jaringan Wifi dengan jaringan seluler melalui tethering. ·
Prosesnya
dengan membuka pengaturan pada ponsel, lalu ketuk jaringan dan internet,
pilih hotspot & tethering, dan aktifkan hotspot WI-FI. Pada perangkat
laptop, membuka opsi WI-FI lalu memilih nama hotspot ponsel, selanjutnya memasukkan
sandi hotspot ponsel, dan klik hubungkan. ·
Pihak
yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model sebagai pelaksana best
practice. ·
Sumber
daya yang dibutuhkan untuk akses jaringan hotspot seluler adalah hanphone
seluler, laptop, dan paket data. Ø
Pengintegrasian
TPACK dalam pembelajaran proyek ·
Strategi
yang digunakan adalah memanfaatkan sarana TIK untuk menyajikan rancangan
modul ajar sehingga pembelajaran menjadi interaktif. ·
Prosesnya
dengan menyajikan prosedur kegiatan proyek, video pembelajaran, kriteria
penilaian, dan refleksi pembelajaran dalam bentuk slide PPT. ·
Pihak
yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model (penulis) sebagai penyusun
rancangan modul ajar dalam bentuk PPT, kepala sekolah selaku pemegang
kebijakan dalam penggunaan sarana TIK di sekolah, dan rekan sejawat sebagai
pihak yang membantu menyiapkan sarana TIK pada saat kegiatan best practice
berlangsung. ·
Sumber
daya yang dibutuhkan antara lain LCD proyektor, white screen, laptop,
pointer, dan sound system. Ø
Durasi
pengerjaan proyek yang terbatas ·
Strategi
yang digunakan adalah pengerjaan proyek kincir lampion dilakukan secara
berkelompok menggunakan alat dan bahan yang telah disiapkan. ·
Prosesnya
dengan membagi peserta didik ke dalam 3 kelompok secara heterogen
(berdasarkan hasil asesmen diagnostik) untuk mengerjakan proyek kincir
lampion secara berkelompok menggunakan alat dan bahan utama yang disiapkan
oleh peserta didik berupa paper cup, gunting, cutter, lilin,
dan korek api sedangkan guru menyiapkan alat dan bahan yang belum tersedia/terakomodir
seperti kawat, benang wol, isolasi, dan spidol. ·
Pihak
yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model, guru kelas IV selaku
informan tentang profil peserta didik, dan peserta didik sebagai pihak yang
melakukan pengerjaan proyek ·
Sumber
daya yang dibutuhkan antara lain data hasil asesmen diagnostik, alat dan
bahan pembuatan proyek meliputi: paper cup, gunting, lilin, cutter,
korek api, kawat, benang wol, isolasi, dan spidol. Ø
Penerapan
pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran berbasis proyek. ·
Strategi
yang digunakan adalah menerapkan diferensiasi konten dan diferensiasi proses. ·
Proses
penerapan diferensiasi konten dilakukan dengan menyiapkan lembar asesmen
formatif yang berbeda sesuai level kemampuan diagnostik. Sedangkan penerapan
diferensiasi proses dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbimbing kepada
peserta didik dengan kemampuan berkembang di setiap kelompok. ·
Pihak
yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model sebagai pelaksana best
practice, peserta didik sebagai pembelajar, dan dosen pembimbing sebagai
mentor yang memberikan masukan terkait penerapan pembelajaran berdiferensiasi. ·
Sumber
daya yang dibutuhkan meliputi lembar asesmen formatif untuk peserta didik
berkemampuan berkembang, cakap, dan mahir. |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana
dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang
menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut |
Dampak dari aksi yang
dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Penerapan model Project Based Learning dengan
menggunakan media kincir lampion pada materi perubahan energi efektif
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah peserta didik yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 10 orang dengan
prosentase ketuntasan klasikal sebesar 83%. Hasil ini mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik pada tahun pelajaran
sebelumnya yang hanya memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 58%. 2) Penerapan model Project Based Learning dengan
menggunakan media kincir lampion juga efektif meningkatkan keterampilan
peserta didik dalam menghasilkan sebuah produk atau karya secara berkelompok.
Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kelompok yang memperoleh nilai
kriteria sangat baik dan kriteria baik sebanyak 2 kelompok dan hanya satu
kelompok yang memperoleh nilai cukup. Respon peserta didik
terhadap pembelajaran dengan model Project Based Learning menggunakan
media kincir lampion sangat positif hal tersebut terlihat pada keterlibatan
peserta didik yang aktif merespon pertanyaan guru, menyelesaikan proyek,
menanggapi presentasi kelompok, dan menyimpulkan hasil proyek. Respon rekan sejawat
terkait model Project Based Learning menggunakan media kincir lampion
juga sangat baik, hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sudah berpusat pada peserta didik
(student centered). Faktor yang menjadi
keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah penerapan TPACK pada model
pembelajaran PjBl dengan menggunakan media kincir lampion membuat
pembelajaran menjadi interaktif dan bermakna hal ini terlihat dari antusias
peserta didik pada saat mengonstruksi peristiwa nyata terkait perubahan
energi melalui tayangan video kemudian melakukan kegiatan proyek melalui
tayangan video tutorial yang efektif membantu peserta didik menemukan konsep
perubahan energi panas menjadi energi gerak. |
PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN KATEGORI I
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
TAHUN
2022
Nama : Mohammad Fakhur Rozi
NIM : 2200103921027323
No.UKG : 201900642770
Kelas : PGSD 04
LK
3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait
Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi
|
UPT Satuan Pendidikan SDN Wangkalwetan |
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah Dasar |
Tujuan
yang ingin dicapai |
Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V
pada materi gangguan sistem pencernaan melalui penerapan model Discovery Learning
dengan media bahan makanan di SDN Wangkalwetan Pasuruan. |
Penulis
|
Mohammad Fakhur Rozi |
Tanggal
|
13 September 2022 |
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah
sebagai berikut. 1) Hasil belajar sebagian besar peserta didik pada
muatan IPA masih dibawah KKM yang ditetapkan. 2) Model pembelajaran yang diterapkan guru masih belum
menarik karena masih didominasi dengan model pembelajaran konvensional
sehingga peserta didik sulit berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Praktik baik (best practice) ini penting
untuk dibagikan karena penerapan model pembelajaran Discovery Learning
dengan menggunakan bahan makanan bisa menjadi alternatif bagi guru agar
pembelajaran pada materi gangguan sistem pencernaan menjadi bermakna. Dalam pelaksanaan praktik baik ini, penulis berperan
sebagai guru praktik (guru model) untuk menerapkan model pembelajaran
inovatif yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. |
Tantangan : Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat, |
Dalam pelaksanaan best practice ini, terdapat
beberapa tantangan yang dihadapi oleh penulis antara lain: 1) Penggunaan model Discovery Learning yang
belum diterapkan pada pembelajaran sebelumnya . 2) Durasi pengerjaan poster yang membutuhkan waktu lama. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan best
practice ini antara lain: 1). Kepala
sekolah selaku narasumber dan pemegang kebijakan kurikulum di sekolah. 2). Guru model,
selaku guru kelas V (lima) di SDN Wangkalwetan. 3). Peserta
didik kelas 5, sebagai subjek pembelajaran pada materi gangguan sistem
pencernaan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. 4). Rekan
sejawat, selaku partner yang membantu penyiapan peralatan dan media
pembelajaran serta dokumentasi kegiatan best practice. 5). Dosen
pembimbing dan guru pamong selaku mentor kegiatan best practice. 6). Rekan mahasiswa PPG selaku observer kegiatan best
practice. |
Aksi : Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini |
Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menghadapi
tantangan antara lain sebagai berikut. Ø
Penerapan
model pembelajaran Discovery Learning pada materi gangguan sistem
pencernaan. ·
Strategi
yang digunakan adalah merancang langkah-langkah pembelajaran sesuai sintak
model Discovery Learning. ·
Prosesnya
dengan menyajikan tayangan video untuk
mengidentifikasi masalah, selanjutnya peserta didik diminta mengelompokkan
bahan makanan dan menyaksikan tayangan video dari link you tube untuk mengumpulkan
data tentang gangguan sistem pencernaan, menyelesaikan LKPD untuk mengolah
data yang telah dikumpulkan, menggunakan bahan ajar dan mempresentasikan
hasil diskusi untuk memperoleh pembuktian data, dan memberikan feed back
untuk menyimpulkan data yang telah diperoleh. ·
Pihak
yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model (penulis) sebagai fasilitator
pembelajaran dengan model Discovery Learning, peserta didik sebagai
pihak yang berperan aktif dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, kepala sekolah selaku narasumber
penerapan kurikulum di sekolah, rekan sejawat sebagai pihak yang membantu mendokumentasikan
kegiatan best practice, dan dosen pembimbing sebagai mentor dalam
mempersiapkan kegiatan best practice. ·
Sumber
daya yang dibutuhkan antara lain perangkat pembelajaran yang telah dirancang
menggunakan model Discovery Learning, LCD proyektor, white screen,
pointer, handphone, headset, sound system, bahan
makanan yang dikemas dalam Box Misteri, LKPD, bahan ajar dengan 3 topik
berbeda, kertas manila, penggaris, spidol, dan krayon. Ø
Durasi
pengerjaan poster ·
Strategi
yang digunakan adalah pembuatan poster dilakukan secara berkelompok dengan
melibatkan peran masing-masing anggota kelompok. ·
Prosesnya
dengan membagikan lembar kertas manila pada masing-masing kelompok, setiap
kelompok diminta membuat poster sesuai topik gangguan pencernaan yang dipilih
terdiri dari unsur gambar, gejala, penyebab, dan cara mengatasi gangguan
pencernaan. ·
Pihak
yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model sebagai fasilitator kegiatan
dan peserta didik sebagai pihak yang melakukan pengerjaan poster. ·
Sumber
daya yang dibutuhkan antara lain kertas manila, pensil, spidol, krayon, dan
LKPD. |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana
dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang
menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut |
Dampak dari aksi yang
dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Penerapan model Discovery Learning dengan
menggunakan bahan makanan pada materi gangguan sistem pencernaan efektif
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah peserta didik yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 11 orang dengan
prosentase ketuntasan klasikal sebesar 92%. Hasil ini mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik pada tahun pelajaran
sebelumnya yang hanya memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 75%. 2) Penerapan model Discovery Learning dengan
menggunakan bahan makanan juga efektif meningkatkan partisipasi peserta didik
dalam proses pembelajaran dengan rincian 83% peserta didik bekerja sama
dengan aktif pada saat berdiskusi dan 75% peserta didik mampu merespon
pertanyaan dengan baik. Respon peserta didik
terhadap pembelajaran dengan model Discovery Learning menggunakan bahan
makanan sangat positif hal tersebut terlihat dari keterlibatan peserta didik yang
aktif merespon pertanyaan guru, mengamati bahan makanan, berdiskusi
menyelesaikan LKPD, membuat poster gangguan pencernaan, menanggapi presentasi
kelompok, dan menyimpulkan hasil diskusi. Respon rekan sejawat
terkait model Discovery Learning menggunakan bahan makanan juga sangat
baik, karena peserta didik sangat antusias ketika mengelompokkan bahan
makanan untuk membangun konsep tentang gangguan pencernaan manusia. Faktor yang menjadi
keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah penerapan model Discovery
Learning pada pembelajaran melalui pengumpulan data menggunakan bahan
makanan dan tayangan video, pemrosesan data melalui diskusi kelompok, serta pembuktian
data melalui presentasi menggunakan poster, efektif membuat peserta didik berpartisipasi
aktif mengonstruksi konsep tentang gangguan sistem pencernaan pada manusia
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai secara optimal. |
RENCANA
TINDAK LANJUT
ACTION PLAN
Disusun
untuk memenuhi tugas PPG
Oleh
MOHAMMAD
FAKHUR ROZI
NIM. 2200103921027323
No.UKG. 201900642770
PENDIDIKAN PROFESI GURU
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
CONNECTION
Curah Gagasan
dan Pengalaman terkait penyusunan RTL!
- Berdasarkan pengalaman
Ibu/Bapak,
apakah RTL itu? Perlukah kita menyusun RTL setelah mengikuti suatu
kegiatan/ diklat?
Iya, kita sangat perlu menyusun RTL setelah mengikuti suatu
kegiatan/diklat untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kita terhadap
diklat yang telah diikuti.
- Berdasarkan
pengalaman ibu/bapak, hambatan apa saja yang muncul saat menyusun RTL?
Hambatan yang muncul saat menyusun RTL adalah kondisi
sekolah, kegiatan sekolah, dan fasilitas (sarpras).
- Menurut
analisis ibu/bapak, komponen apa saja yang perlu ada dalam menyusun suatu
RTL?
Komponen yang perlu ada dalam menyusun
suatu RTL adalah materi, tanggal pelaksanaan, tempat, sasaran/pihak
yang terkait.
- Menurut Ibu/Bapak, apa kriteria RTL yang baik dan
efektif?
Kriteria RTL yang baik dan efektif adalah
spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, masuk akal dan relevan, terjadwal dengan
baik, tujuan yang dirumuskan harus baik dan dapat dilaksanakan
Application
RTL-1
Dalam rangka Diseminasi pengembangan perangkat pembelajaran,
tentukan urutan Rencana Kegiatan, Waktu dan Tempat kegiatan,
serta Pihak yang Terkait menggunakan format berikut.
Nama : MOHAMMAD FAKHUR
ROZI
Instansi : SDN WANGKALWETAN
Prodi : PGSD
Rencana kegiatan |
Waktu |
Tempat kegiatan |
Pihak yang terkait |
Keterangan |
RPP 1 |
3 Januari 2023 |
Gedung serba guna |
Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00-15.00 WIB. |
Bahan ajar |
3 Januari 2023 |
Gedung serba guna |
Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00-15.00 WIB. |
Media |
3 Januari 2023 |
Gedung serba guna |
Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00-15.00 WIB. |
LKPD |
3 Januari 2023 |
Gedung serba guna |
Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00-15.00 WIB. |
Instrumen |
3 Januari 2023 |
Gedung serba guna |
Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00-15.00 WIB. |
RTL-2
Dalam rangka
Diseminasi pembutan dan edit video praktik
pembelajaran, tentukan urutan Rencana Kegiatan, Waktu
dan Tempat kegiatan, serta Pihak yang Terkait. menggunakan
format berikut.
Nama : MOHAMMAD FAKHUR
ROZI
Instansi : SDN WANGKALWETAN
Prodi : PGSD
Rencana
kegiatan |
Waktu |
Tempat
kegiatan |
Pihak
yang terkait |
Keterangan |
Pembuatan skenario video
RPP 1 |
9 Januari 2023 |
Ruang Kelas |
Guru, kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00 – 15.00 WIB |
Latihan buat video |
9 Januari 2023 |
Ruang Kelas |
Guru, kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00 – 15.00 WIB |
Rekaman video |
10 Januari 2023 |
Ruang Kelas |
Guru, kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00 – 15.00 WIB |
Editing video |
14 Januari 2023 |
Ruang Kelas |
Guru, kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00 – 15.00 WIB |
Finalisasi video |
14 Januari 2023 |
Ruang Kelas |
Guru, kepala sekolah, rekan sejawat |
Pukul 13.00 – 15.00 WIB |
RTL-3
Dalam rangka
Diseminasi penyusunan best practice pembelajaran dengan pendekatan
STAR, tentukan urutan Rencana Kegiatan, Waktu dan
Tempat kegiatan, serta Pihak yang Terkait dengan
menggunakan format berikut.
Nama : MOHAMMAD FAKHUR
ROZI
Instansi : SDN WANGKALWETAN
Prodi : PGSD
Rencana kegiatan |
Waktu |
Tempat kegiatan |
Pihak yang terkait |
Keterangan |
Koordinasi persiapan
Best Practice |
23
Januari 2023 |
Ruang
kelas |
Guru,
kepala sekolah, dan rekan sejawat |
Pukul
13.00 – 15.00 WIB |
Pelaksanaan Best
practice |
6
Februari 2023 |
Ruang
kelas |
Guru,
kepala sekolah, dan rekan sejawat |
Pukul
13.00 – 15.00 WIB |
Pelaksanaan Best
Practice |
13
Februari 2023 |
Ruang
kelas |
Guru,
kepala sekolah, dan rekan sejawat |
Pukul
13.00 – 15.00 WIB |
Analisis data |
20
Februari 2023 |
Ruang
kelas |
Guru,
kepala sekolah, dan rekan sejawat |
Pukul
13.00 – 15.00 WIB |
Pembuatan laporan Best
Practice |
1-4
Maret 2023 |
Gedung
serbaguna |
Guru,
kepala sekolah, dan rekan sejawat |
Pukul
13.00 – 15.00 WIB |
Refleksi
Untuk mengetahui
akan pemahaman dalam penyusunan RTL dari suatu kegiatan yang telah dilakukan
ibu/bapak, dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
- Pengalaman apa yang diperoleh ibu/bapak
dalam mengembangkan RTL?
Pengalaman yang diperoleh yaitu dengan adanya RTL
dapat mempermudah kita mendesiminasikan suatu karya.
- Menurut analisis ibu/bapak,
apakah penyusunan RTL dari suatu kegiatan perlu? Analisis penyusunan RTL sangat diperlukan, untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan desiminasi.
- Apa hambatan yang dialami dalam kegiatan
menyusun RTL?
Hambatan yang dialami yaitu penyesuaian jadwal
desiminasi dengan kegiatan yang ada di sekolah.
- Apa yang ibu/bapak lakukan untuk
mewujudkan keterlaksanaan RTL yang ibu/bapak susun?
Untuk mewujudkan
keterlaksanaan RTL yang disusun adalah berkoordinasi dengan kepala sekolah, teman
sejawat dan pihak-pihak yang terkait.
Komentar
Posting Komentar