PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN KATEGORI I

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN 2022

 

Nama                    : Mohammad Fakhur Rozi

NIM                       : 2200103921027323

No.UKG                 : 201900642770

Kelas                     : PGSD 04

 

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

UPT Satuan Pendidikan SDN Wangkalwetan

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV pada mapel IPAS melalui penerapan Model Project Based Learning dengan media kincir lampion di SDN Wangkalwetan Pasuruan.

Penulis

Mohammad Fakhur Rozi

Tanggal

31 Agustus 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Berdasarkan hasil survei, latar belakang masalah yang terjadi adalah sebagai berikut.

1)    Hasil belajar sebagian besar peserta didik masih dibawah KKM yang ditetapkan.

2)    Guru masih menerapkan pembelajaran konvensional yang didominasi dengan metode ceramah dan penugasan sehingga peserta didik belum terampil menemukan konsep sains melalui kegiatan unjuk kerja atau produk.

Praktik baik (best practice) ini penting untuk dibagikan karena model pembelajaran PjBl dengan menggunakan media kincir lampion masih jarang diterapkan pada materi perubahan energi.

Dalam pelaksanaan praktik baik ini, penulis berperan sebagai guru praktik (guru model) untuk menerapkan model pembelajaran inovatif yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Dalam pelaksanaan best practice ini, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh penulis antara lain:

1)    Akses jaringan WIFI yang kurang stabil karena jangkauan internet dari router ke kelas cukup jauh

2)    Pengintegrasian TPACK dalam pembelajaran proyek yang belum diterapkan sebelumnya.

3)    Durasi waktu yang terbatas sedangkan proses pengerjaan proyek membutuhkan waktu lama.

4)    Penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada saat pembelajaran berbasis proyek.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan best practice ini antara lain:

1). Kepala sekolah selaku narasumber dan pemegang kebijakan kurikulum di sekolah.  

2). Guru kelas IV, selaku pemangku kegiatan pembelajaran di kelas IV.

3). Rekan sejawat, selaku partner yang membantu penyiapan peralatan dan media pembelajaran serta dokumentasi kegiatan best practice.

4). Dosen pembimbing dan guru pamong selaku mentor kegiatan best practice.

5). Rekan mahasiswa PPG selaku observer kegiatan best practice.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menghadapi tantangan antara lain sebagai berikut.

Ø  Akses jaringan

·         Strategi yang digunakan dalam mengantisipasi kendala jaringan yang tidak stabil adalah mengganti koneksi jaringan Wifi dengan jaringan seluler melalui tethering.

·         Prosesnya dengan membuka pengaturan pada ponsel, lalu ketuk jaringan dan internet, pilih hotspot & tethering, dan aktifkan hotspot WI-FI. Pada perangkat laptop, membuka opsi WI-FI lalu memilih nama hotspot ponsel, selanjutnya memasukkan sandi hotspot ponsel, dan klik hubungkan.

·         Pihak yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model sebagai pelaksana best practice.

·         Sumber daya yang dibutuhkan untuk akses jaringan hotspot seluler adalah hanphone seluler, laptop, dan paket data.

Ø  Pengintegrasian TPACK dalam pembelajaran proyek

·         Strategi yang digunakan adalah memanfaatkan sarana TIK untuk menyajikan rancangan modul ajar sehingga pembelajaran menjadi interaktif.

·         Prosesnya dengan menyajikan prosedur kegiatan proyek, video pembelajaran, kriteria penilaian, dan refleksi pembelajaran dalam bentuk slide PPT.

·         Pihak yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model (penulis) sebagai penyusun rancangan modul ajar dalam bentuk PPT, kepala sekolah selaku pemegang kebijakan dalam penggunaan sarana TIK di sekolah, dan rekan sejawat sebagai pihak yang membantu menyiapkan sarana TIK pada saat kegiatan best practice berlangsung.

·         Sumber daya yang dibutuhkan antara lain LCD proyektor, white screen, laptop, pointer, dan sound system.

 

Ø  Durasi pengerjaan proyek yang terbatas

·         Strategi yang digunakan adalah pengerjaan proyek kincir lampion dilakukan secara berkelompok menggunakan alat dan bahan yang telah disiapkan.

·         Prosesnya dengan membagi peserta didik ke dalam 3 kelompok secara heterogen (berdasarkan hasil asesmen diagnostik) untuk mengerjakan proyek kincir lampion secara berkelompok menggunakan alat dan bahan utama yang disiapkan oleh peserta didik berupa paper cup, gunting, cutter, lilin, dan korek api sedangkan guru menyiapkan alat dan bahan yang belum tersedia/terakomodir seperti kawat, benang wol, isolasi, dan spidol.

·         Pihak yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model, guru kelas IV selaku informan tentang profil peserta didik, dan peserta didik sebagai pihak yang melakukan pengerjaan proyek

·         Sumber daya yang dibutuhkan antara lain data hasil asesmen diagnostik, alat dan bahan pembuatan proyek meliputi: paper cup, gunting, lilin, cutter, korek api, kawat, benang wol, isolasi, dan spidol.

Ø  Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran berbasis proyek.

·         Strategi yang digunakan adalah menerapkan diferensiasi konten dan diferensiasi proses.

·         Proses penerapan diferensiasi konten dilakukan dengan menyiapkan lembar asesmen formatif yang berbeda sesuai level kemampuan diagnostik. Sedangkan penerapan diferensiasi proses dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbimbing kepada peserta didik dengan kemampuan berkembang di setiap kelompok.

·         Pihak yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model sebagai pelaksana best practice, peserta didik sebagai pembelajar, dan dosen pembimbing sebagai mentor yang memberikan masukan terkait penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

·         Sumber daya yang dibutuhkan meliputi lembar asesmen formatif untuk peserta didik berkemampuan berkembang, cakap, dan mahir.

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari aksi yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.

1)    Penerapan model Project Based Learning dengan menggunakan media kincir lampion pada materi perubahan energi efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 10 orang dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 83%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik pada tahun pelajaran sebelumnya yang hanya memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 58%.

2)    Penerapan model Project Based Learning dengan menggunakan media kincir lampion juga efektif meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menghasilkan sebuah produk atau karya secara berkelompok. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kelompok yang memperoleh nilai kriteria sangat baik dan kriteria baik sebanyak 2 kelompok dan hanya satu kelompok yang memperoleh nilai cukup.

 

Respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan model Project Based Learning menggunakan media kincir lampion sangat positif hal tersebut terlihat pada keterlibatan peserta didik yang aktif merespon pertanyaan guru, menyelesaikan proyek, menanggapi presentasi kelompok, dan menyimpulkan hasil proyek.

Respon rekan sejawat terkait model Project Based Learning menggunakan media kincir lampion juga sangat baik, hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sudah berpusat pada peserta didik (student centered).

Faktor yang menjadi keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah penerapan TPACK pada model pembelajaran PjBl dengan menggunakan media kincir lampion membuat pembelajaran menjadi interaktif dan bermakna hal ini terlihat dari antusias peserta didik pada saat mengonstruksi peristiwa nyata terkait perubahan energi melalui tayangan video kemudian melakukan kegiatan proyek melalui tayangan video tutorial yang efektif membantu peserta didik menemukan konsep perubahan energi panas menjadi energi gerak.

 

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN KATEGORI I

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN 2022

 

Nama                    : Mohammad Fakhur Rozi

NIM                       : 2200103921027323

No.UKG                 : 201900642770

Kelas                     : PGSD 04

 

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

UPT Satuan Pendidikan SDN Wangkalwetan

Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V pada materi gangguan sistem pencernaan melalui penerapan model Discovery Learning dengan media bahan makanan di SDN Wangkalwetan Pasuruan.

Penulis

Mohammad Fakhur Rozi

Tanggal

13 September 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah sebagai berikut.

1)    Hasil belajar sebagian besar peserta didik pada muatan IPA masih dibawah KKM yang ditetapkan.

2)    Model pembelajaran yang diterapkan guru masih belum menarik karena masih didominasi dengan model pembelajaran konvensional sehingga peserta didik sulit berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung.

Praktik baik (best practice) ini penting untuk dibagikan karena penerapan model pembelajaran Discovery Learning dengan menggunakan bahan makanan bisa menjadi alternatif bagi guru agar pembelajaran pada materi gangguan sistem pencernaan menjadi bermakna.

Dalam pelaksanaan praktik baik ini, penulis berperan sebagai guru praktik (guru model) untuk menerapkan model pembelajaran inovatif yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Dalam pelaksanaan best practice ini, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh penulis antara lain:

1)    Penggunaan model Discovery Learning yang belum diterapkan pada pembelajaran sebelumnya .

2)    Durasi pengerjaan poster yang membutuhkan waktu lama.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan best practice ini antara lain:

1). Kepala sekolah selaku narasumber dan pemegang kebijakan kurikulum di sekolah.  

2). Guru model, selaku guru kelas V (lima) di SDN Wangkalwetan.

3). Peserta didik kelas 5, sebagai subjek pembelajaran pada materi gangguan sistem pencernaan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

4). Rekan sejawat, selaku partner yang membantu penyiapan peralatan dan media pembelajaran serta dokumentasi kegiatan best practice.

5). Dosen pembimbing dan guru pamong selaku mentor kegiatan best practice.

6). Rekan mahasiswa PPG selaku observer kegiatan best practice.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menghadapi tantangan antara lain sebagai berikut.

Ø  Penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada materi gangguan sistem pencernaan.

·         Strategi yang digunakan adalah merancang langkah-langkah pembelajaran sesuai sintak model Discovery Learning.

·         Prosesnya dengan menyajikan tayangan video  untuk mengidentifikasi masalah, selanjutnya peserta didik diminta mengelompokkan bahan makanan dan menyaksikan tayangan video dari link you tube untuk mengumpulkan data tentang gangguan sistem pencernaan, menyelesaikan LKPD untuk mengolah data yang telah dikumpulkan, menggunakan bahan ajar dan mempresentasikan hasil diskusi untuk memperoleh pembuktian data, dan memberikan feed back untuk menyimpulkan data yang telah diperoleh.

·         Pihak yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model (penulis) sebagai fasilitator pembelajaran dengan model Discovery Learning, peserta didik sebagai pihak yang berperan aktif  dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kepala sekolah selaku narasumber penerapan kurikulum di sekolah, rekan sejawat sebagai pihak yang membantu mendokumentasikan kegiatan best practice, dan dosen pembimbing sebagai mentor dalam mempersiapkan kegiatan best practice.

·         Sumber daya yang dibutuhkan antara lain perangkat pembelajaran yang telah dirancang menggunakan model Discovery Learning, LCD proyektor, white screen, pointer, handphone, headset, sound system, bahan makanan yang dikemas dalam Box Misteri, LKPD, bahan ajar dengan 3 topik berbeda, kertas manila, penggaris, spidol, dan krayon.

Ø  Durasi pengerjaan poster

·         Strategi yang digunakan adalah pembuatan poster dilakukan secara berkelompok dengan melibatkan peran masing-masing anggota kelompok.

·         Prosesnya dengan membagikan lembar kertas manila pada masing-masing kelompok, setiap kelompok diminta membuat poster sesuai topik gangguan pencernaan yang dipilih terdiri dari unsur gambar, gejala, penyebab, dan cara mengatasi gangguan pencernaan.

·         Pihak yang terlibat pada tahapan ini adalah guru model sebagai fasilitator kegiatan dan peserta didik sebagai pihak yang melakukan pengerjaan poster.

·         Sumber daya yang dibutuhkan antara lain kertas manila, pensil, spidol, krayon, dan LKPD.

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari aksi yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.

1)    Penerapan model Discovery Learning dengan menggunakan bahan makanan pada materi gangguan sistem pencernaan efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 11 orang dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 92%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik pada tahun pelajaran sebelumnya yang hanya memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 75%.

2)    Penerapan model Discovery Learning dengan menggunakan bahan makanan juga efektif meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan rincian 83% peserta didik bekerja sama dengan aktif pada saat berdiskusi dan 75% peserta didik mampu merespon pertanyaan dengan baik.

 

Respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan model Discovery Learning menggunakan bahan makanan sangat positif hal tersebut terlihat dari keterlibatan peserta didik yang aktif merespon pertanyaan guru, mengamati bahan makanan, berdiskusi menyelesaikan LKPD, membuat poster gangguan pencernaan, menanggapi presentasi kelompok, dan menyimpulkan hasil diskusi.

Respon rekan sejawat terkait model Discovery Learning menggunakan bahan makanan juga sangat baik, karena peserta didik sangat antusias ketika mengelompokkan bahan makanan untuk membangun konsep tentang gangguan pencernaan manusia.

Faktor yang menjadi keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah penerapan model Discovery Learning pada pembelajaran melalui pengumpulan data menggunakan bahan makanan dan tayangan video, pemrosesan data melalui diskusi kelompok, serta pembuktian data melalui presentasi menggunakan poster, efektif membuat peserta didik berpartisipasi aktif mengonstruksi konsep tentang gangguan sistem pencernaan pada manusia sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai secara optimal.



 

 

RENCANA TINDAK LANJUT

ACTION PLAN

 

 

 

Disusun untuk memenuhi tugas PPG

 

 

Oleh

MOHAMMAD FAKHUR ROZI

NIM. 2200103921027323

No.UKG. 201900642770

 

 

 

PENDIDIKAN PROFESI GURU

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2022


 

CONNECTION

Curah Gagasan dan Pengalaman terkait penyusunan RTL!

  1. Berdasarkan pengalaman Ibu/Bapak, apakah RTL itu? Perlukah kita menyusun RTL setelah mengikuti suatu kegiatan/ diklat?

Iya, kita sangat perlu menyusun RTL setelah mengikuti suatu kegiatan/diklat untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kita terhadap diklat yang telah diikuti.

  1. Berdasarkan pengalaman ibu/bapak, hambatan apa saja yang muncul saat menyusun RTL?

Hambatan yang muncul saat menyusun RTL adalah kondisi sekolah, kegiatan sekolah, dan fasilitas (sarpras).

  1. Menurut analisis ibu/bapak, komponen apa saja yang perlu ada dalam menyusun suatu RTL?

Komponen yang perlu ada dalam menyusun suatu RTL adalah materi, tanggal pelaksanaan, tempat, sasaran/pihak yang terkait.

  1. Menurut Ibu/Bapak, apa kriteria RTL yang baik dan efektif?

Kriteria RTL yang baik dan efektif adalah spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, masuk akal dan relevan, terjadwal dengan baik, tujuan yang dirumuskan harus baik dan dapat dilaksanakan

Application

 

RTL-1

Dalam rangka Diseminasi pengembangan perangkat pembelajaran, tentukan urutan Rencana KegiatanWaktu dan Tempat kegiatan, serta Pihak yang Terkait menggunakan format berikut.

Nama          : MOHAMMAD FAKHUR ROZI

Instansi      : SDN WANGKALWETAN

Prodi          : PGSD

Rencana kegiatan

Waktu

Tempat kegiatan

Pihak yang terkait

Keterangan

RPP 1

3 Januari 2023

Gedung serba guna

Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00-15.00 WIB.

Bahan ajar

3 Januari 2023

Gedung serba guna

Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00-15.00 WIB.

Media

3 Januari 2023

Gedung serba guna

Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00-15.00 WIB.

LKPD

3 Januari 2023

Gedung serba guna

Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00-15.00 WIB.

Instrumen

3 Januari 2023

Gedung serba guna

Guru, Kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00-15.00 WIB.

 

 

 

 

 

 

RTL-2

Dalam rangka Diseminasi pembutan dan edit video praktik  pembelajaran, tentukan urutan Rencana KegiatanWaktu dan Tempat kegiatan, serta Pihak yang Terkait. menggunakan format berikut.

Nama          : MOHAMMAD FAKHUR ROZI

Instansi      : SDN WANGKALWETAN

Prodi          : PGSD

 

Rencana kegiatan

Waktu

Tempat kegiatan

Pihak yang terkait

Keterangan

Pembuatan skenario video RPP 1

9 Januari 2023

Ruang Kelas

Guru, kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Latihan buat video

9 Januari 2023

Ruang Kelas

Guru, kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Rekaman video

10 Januari 2023

Ruang Kelas

Guru, kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Editing video

14 Januari 2023

Ruang Kelas

Guru, kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Finalisasi video

14 Januari 2023

Ruang Kelas

Guru, kepala sekolah, rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

 

 

RTL-3

Dalam rangka Diseminasi penyusunan best practice pembelajaran dengan pendekatan STAR, tentukan urutan Rencana KegiatanWaktu dan Tempat kegiatan, serta Pihak yang Terkait dengan menggunakan format berikut.

Nama          : MOHAMMAD FAKHUR ROZI

Instansi      : SDN WANGKALWETAN

Prodi          : PGSD

 

Rencana kegiatan

Waktu

Tempat kegiatan

Pihak yang terkait

Keterangan

Koordinasi persiapan Best Practice

23 Januari 2023

Ruang kelas

Guru, kepala sekolah, dan rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Pelaksanaan Best practice

6 Februari 2023

Ruang kelas

Guru, kepala sekolah, dan rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Pelaksanaan Best Practice

13 Februari 2023

Ruang kelas

Guru, kepala sekolah, dan rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Analisis data

20 Februari 2023

Ruang kelas

Guru, kepala sekolah, dan rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

Pembuatan laporan Best Practice

1-4 Maret 2023

Gedung serbaguna

Guru, kepala sekolah, dan rekan sejawat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB

 


 

Refleksi

 

Untuk mengetahui akan pemahaman dalam penyusunan RTL dari suatu kegiatan yang telah dilakukan ibu/bapak, dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:

  1. Pengalaman apa yang diperoleh ibu/bapak dalam mengembangkan RTL?

Pengalaman yang diperoleh yaitu dengan adanya RTL dapat mempermudah kita mendesiminasikan suatu karya. 

  1. Menurut analisis ibu/bapak, apakah penyusunan RTL dari suatu kegiatan perlu? Analisis penyusunan RTL sangat diperlukan, untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan desiminasi.
  2. Apa hambatan yang dialami dalam kegiatan menyusun RTL?

Hambatan yang dialami yaitu penyesuaian jadwal desiminasi dengan kegiatan yang ada di sekolah.

  1. Apa yang ibu/bapak lakukan untuk mewujudkan keterlaksanaan RTL yang ibu/bapak susun?

Untuk mewujudkan keterlaksanaan RTL yang disusun adalah berkoordinasi dengan kepala sekolah, teman sejawat dan pihak-pihak yang terkait.

 

 





Komentar